1. Pengertian Validitas
Validitas atau kesahihan menunjukan
pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur,
seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat
dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalah kasus
tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak
bisa diukur secara langsung, maslah validitas menjadi tidak sederhana, di
dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat
empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen
penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Menurut Azwar (1986) validitas
berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Berdasarkan beberapa pendapat
tentang pengertian validitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan
suatu instrumen.
Menurut Arikunto (1999) suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes
memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. Sisi lain dari
pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur
yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga
harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Cermat berarti bahwa pengukuran itu
dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil- kecilnya di antara
subjek yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dalam bidang pengukuran
aspek fisik, bila kita hendak mengetahui berat sebuah cincin emas maka
kita harus menggunakan alat penimbang berat emas agar hasil penimbangannnya
valid, yaitu tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang mengukur
berat, akan tetapi tidaklah cukup cermat guna menimbang berat cincin emas
karena perbedaan berat yang sangat kecil pada berat emas itu tidak akan
terlihat pada alat ukur berat badan.
Demikian pula kita ingin mengetahui
waktu tempuh yang diperlukan dalam perjalanan dari satu kota ke kota lainnya,
maka sebuah jam tangan biasa adalah cukup cermat dan karenanya akan menghasikan
pengukuran waktu yang valid. Akan tetapi, jam tangan yang sama tentu tidak
dapat memberikan hasil ukur yang valid mengenai waktu yang diperlukan seorang
atlit pelari cepat dalam menempuh jarak 100 meter dikarenakan dalam hal itu
diperlukan alat ukur yang dapat memberikan perbedaan satuan waktu terkecil
sampai kepada pecahan detik yaitu stopwatch. Menggunakan alat ukur
yang dimaksudkan untuk mengukur suatu aspek tertentu akan tetapi tidak dapat
memberikan hasil ukur yang cermat dan teliti akan menimbulkan kesalahan atau
eror. Alat ukur yang valid akan memiliki tingkat kesalahan yang kecil sehingga
angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau
angka yang mendekati keadaan sebenarnya.
Persamaan rumus dari Uji Validitas
adalah sebagai berikut :
Keterangan:
rxy =
koefisien validitas
x
= skor tiap item
y
= skor total seluruh peserta
N
= jumlah sampel
Dengan kriteria pada tingkat signifikasi 5% dengan
jumlah siswa sebanyak 42 orang, maka soal dikatakan valid jika r hitung > r
tabel 0,304
2 Jenis-jenis Validitas
Menurut Sudijono (2009) terdapat
berbagai jenis validitas, antara lain:
1.
Pengujian Validitas Tes Secara Rasional
Validitas rasional adalah validitas
yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan
berpikir secara logis.
a.
Validitas Isi (Content
Validity)
b.
Validitas konstruksi (Construct
Validity)
2.
Pengujian Validitas Tes Secara Empirik
Validitas empirik adalah ketepatan
mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik. Dengan kata
lain, validitas empirik adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh
atas dasar pengamatan di lapangan.
a. Validitas ramalan (Predictive validity)
b. Validitas bandingan (Concurrent Validity)
3. Pengertian
Reliabilitas
Menurut Sugiono (2005) Pengertian
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang
memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi)
suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda. Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa
besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi
berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah
kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi
diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara
mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang
bersamaan.
Berdasarkan beberapa pendapat
tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati
sesuatu yang menjadi objek ukur.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari
alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama,
atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan
skor yang mirip (reliabilitas antar penilai).
Persamaan rumus dari Uji Reliabilitas
adalah sebagai berikut :
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p =
Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q =
Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
∑pq = Jumlah hasil
perkalian antara p dan q
n =
Banyaknya item
S =
Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians).
Kriteria :
0,8 – 1,0 = Sangat tinggi
0,6 – 0,8 = Tinggi
0,4 – 0,6 = Cukup
0,2 – 0,4 = Rendah
0,00 – 0,2 = Sangat
Rendah
4. Reliabiltas dalam penelitian
1.
Ketergantungan (dependability).
Konsep ketergantungan berkaitan erat
dengan keterandalan. Hasil dari pengujian awal diharapkan akan konsisten dengan
pengujian-pengujian berikutnya.
2. Hasilnya
selalu berupa numerik dan tak boleh berubah-ubah,
Karena
merupakan karakteristik dari proses ukuran. Reliabilitas selalu menunjukkan
keandalan instrumen penelitian dalan berbagai bentuk, yakni hasil pengujian
yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda (inter-penilai), hasil
pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang sama dalam waktu berbeda
(pengetesan ulang), hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang
berbeda dalam waktu bersamaan dengan tes yang berbeda (bentuk paralel), dan
hasil pengujian yang sama dengan menggunakan berbagai pernyataan-pernyataan
membangun (konsistensi internal).
5. Jenis-Jenis Reliabilitas
- Reliabilitas
stabil (stability reliability)
- Reliabilitas
terwakili (representative reliability)
- Reliabilitas
seimbang (equivalence reliability)